BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Selasa, 10 November 2009

JANGAN TAKUT MIMPI!!!!


Ehmm… gimana pembaca? Pernah mendengar kata-kata seperti judul di atas ini?

“Jangan Mimpi Tinggi-tinggi, Nanti Kalau Jatuh, Stress Lu!”

“Jangan Mimpi Tinggi-tinggi, nanti kalau jatuh, sakit!”

“Udahlah Jangan mimpi muluk-muluk, hidup itu real aja, gak usah neko-neko”

“Jangan mimpi tinggi, jalani hidup apa adanya, seperti air mengalir saja”

Ya, ada banyak kalimat-kalimat kata-kata mutiara (sesat) seperti ini. hehe…

Saya sering dapat kata-kata mutiara sesat yang bunyinya seperti di atas ini, dan biasanya kata-kata mutiara sesat itu berasal dari mulut orang yang hidupnya biasa-biasa saja, orang-orang trauma, orang-orang gagal yang tidak mau menerima kegagalannya dan akhirnya tanpa sadar mau mengajak orang lain gagal. Ya, begitulah kehidupan. Selalu ada orang gagal, selalu ada orang sukses. Pertanyaannya, Anda mau jadi Yang Mana? Kalau anda mau jadi orang sukses, ya Anda mau dengar kata-kata yang mana? Dari mulut orang sukses atau dari mulut orang gagal (trauma)? Kalau mendengarkan kata-kata mutiara sesat, tentunya jadi sesat pula, nanti timbul lagi aliran sesat. haha…

Nah, ngomong-ngomong soal trauma, mari kita belajar dari masa kecil kita… mau tau? Ayo baca lanjut…

Sewaktu masa kecil, ketika lahir dan mulai bertumbuh (ehmmm…salah satu ciri makhluk hidup), seorang bayi belajar jalan. Ia belajar jalan, jatuh dan menangis…. Belajar jalan lagi.. Jatuh lagi, nangisnya tambah kuat… Belajar jalan lagi, Jatuh dan kejeduk meja pula, berdarah, menangis… Begitu kan yang terjadi semasa kecil? Belajar jalan, dimana banyak jatuhnya pula…lebih banyak jatuhnya daripada jalannya… Ya GAK?? BENAR gak? Orang tua membimbing kita untuk terus mencoba :”Ayo anakku yang manis.. Sini..Jalan ke sini, papa tunggu di sini…. Si kecil dibimbing oleh mamanya berjalan dari sisi satu ke sisi lain, dimana di sisi lain papanya menunggu.

Si kecil pun mencoba berjalan lagi, jatuh lagi…tersungkur pula… Jatuh lagi, terjengkang pula… Jalan lagi, merangkak lagi… bangkit lagi, jalan lagi… jatuh lagi, diangkat lagi oleh mamanya, jalan lagi….Gedubrakkkk!!!! Jatuh, menyenggol kursi, Gubrak!!! Kursi menimpa si kecil…si Kecil benjol-benjol… (haha..itu kan masa kecil kita). Apa si kecil STOP? Terus apakah Mamanya bilang :”Udah nak, gak usah jalan lagi. Sudah-sudah, cukup sudah penderitaanmu belajar jalan ini. Sini, mama gendong saja.

MULAI hari ini,
kamu gak usah lagi belajar jalan, kasihan kamu anakku..Mukamu yang ganteng itu, jadi benjol-benjol gara-gara belajar jalan…” Apa seperti ini yang diucapkan oleh Mama kita????? “Udah nak, jangan mimpi untuk bisa jalan..?? Sperti ini???? Inikah yang diomongin pada si kecil ketika belajar jalan?????

Gak kan??? Gak seperti itu kan yang benarnya kan???

Si kecil terus dibimbing.. “Ayo anakku, jalan terus ke sini…teriak papanya sambil mengacung-acungkan mainan agar si anak berjalan mendekat kepadanya.. Si kecil yang jatuh tadi, bangkit lagi, jalan lagi, jalan perlahan, megal megol, terus jalan lagi.. jalan lagi…

AHAAA… akhirnya, sampailah si kecil di rangkulan papanya..

“MMuachhhhh….. “cium papanya pada mamanya… eh, salah… pada si kecil….

Papanya menggendong si kecil…”Kamu hebat anakku”

Papanya menggendong senang. Anaknya sudah mulai bisa berjalan. Walau harus

jatuh dan bangkit lagi, berulang kali, puluhan kali, bahkan ratusan kali.

Dari survey, anak mengalami 300an kali jatuh dan bangkit lagi dalam belajar jalan, agar bisa berjalan normal.

Loh???!! Kenapa sudah menjadi besar, ketika sudah bersekolah, tamat kuliah, lantas menjalani kehidupan, ngomong :

“jangan mimpi tinggi-tinggi, nanti kalau jatuh, sakit!!”

Mana yang benar??? Kok tambah umur, jadi tambah penakut??? Tambah tua, jadi tambah “bijaksana”? (makin bisa cuma komentar aja)..

Ketika si kecil belajar jalan, terus jatuh. apakah sebagai orang tua bilang sperti ni: “Udah anakku… Gak usah belajar jalan lagi. Kasihan kamu, benjol-benjol. Berdarah bibirmu kejeduk meja. Ini semua gara-gara belajar jalan. Mulai hari ini, kamu gak usah belajar jalan lagi, Mama akan selalu gendong kamu. Kemanapun kamu pergi, mama kan selalu menggendongmu. Mama sayang kamu.. Mama gak mau kamu terluka gara-gara belajar jalan..”

Duhhh…. gimana kalau banyak orang tua bilang seperti di atas pada anaknya yang masih belajar jalan? Bisa banyak orang lumpuh sejak kecil…Bisa banyak orang digendong sampai tua. Hahaha…

Nah, bagaimana dengan kehidupan? Bagaimana dengan berbisnis?

Ketika berbisnis jatuh, apa terus jadi trauma? Ketika bisnis jatuh, lantas tidak bangun-bangun lagi… bahaya kalau seperti itu.. Ada banyak kelumpuhan bisnis. Ujung-ujungnya semua orang kerja. LOHH!! Kalau semua orang kerja, lantas kerja sama siapa? Wong, bisnisnya gak ada, semua orang trauma berbisnis, semua orang takut untuk memulai bisnis, semua orang gak ada yang bangun bisnis, gara-gara kata mutiara sesat itu.. Haha… Terus orang kerja nanti kerja dimana? Perusahaan gak ada karena semua orang memilih kerja… Aneh gak kalau kehidupan seperti itu??? Aneh gak???? Ayo orang-orang trauma bisnis…. Ayo jawab… Aneh gak????!!! Apa masih mau terus trauma??? Emang Trauma gitu dapat duit berapa? Dapat penghasilan berapa dari Traumanya?? Dapat Passive Income dari Trauma? Jangan donk menebarkan virus trauma sama lingkungan. Ngomong-ngomong, virus trauma itu sejenis virus apa ya? Virus A1? Kayak virus flu burung? Kayak virus flu babi? Udahlah, stop traumanya…



Read More..

Minggu, 08 November 2009

Permen Tidak Boleh Menjadi Alat Kembalian !



(INI ARTIKEL UNTUK KAWAN2 YG DIBUAT KESAL OLEH KEMBALIAN YG BERUPA PERMEN)

Banyaknya pengaduan masyarakat tentang penggunaan permen sebagai alat pengembalian transaksi perdagangan ritel, membuat pemerintah gerah. Departemen Perdagangan (Depdag) minta para pedagang eceran tak lagi menjadikan permen sebagai ganti uang kembalian kepada konsumen. Direktur Perlindungan Konsumen Depdag Radu Malam Sembiring menegaskan, aturan pengembalian dalam transaksi ritel tertuang jelas dalam Undang-Undang (UU) Nomor 23/1999 tentang Bank Indonesia (BI).

UU BI menetapkan, seberapa pun kecil nilai kembalian dalam setiap transaksi, tetap harus menggunakan alat pembayaran yang sah. ”Kami masih memberikan waktu bagi peritel untuk membenahi. Setelah ini kami akan mengambil tindakan tegas,” jelas Radu, kemarin. Jika peritel tetap membandel, Radu menilai mereka telah melanggar UU BI dan UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen. Sehingga perlu terkena tindakan tegas. Namun, sebelum mengambil tindakan tegas yang tak dia sebutkan dalam bentuk apa, Radu bilang, masalah transaksi ini lebih dulu diselesaikan langsung dengan instansi terkait, yaitu Bank Indonesia.

Sebab dalih pengusaha, mereka terpaksa memberikan permen karena tak mudah lagi bagi mereka mendapatkan uang receh untuk kembalian transaksi. ”Kami kesulitan untuk mendapatkan uang receh,” kata Heri Sumantri, Ketua Bidang Kemitraan dan Departemen UKM, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia. Tapi BI tak bisa begitu saja menerima dalih dari para pedagang tersebut. ”Perusahaan ritel bisa menukar ke BI dan kami sudah menyediakan,” kata Ery Setiawan, Kepala Bagian Pengelolaan Uang Keluar BI.



Read More..

Kamis, 17 September 2009

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1430 H



YUSUF dan KELUARGA mengucapkan minal aidin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin..

Buat semua sahabat maafkan saya ya,kalo dalam BLOG ini terkadang menyinggung perasaan, ada kesalahan informasi, atau segala hal kesalahan yg disengaja ataupun tidak disengaja..

semoga puasa kita tahun ini mendapat berkah dari ALLAH SWT dan kita menjadi orang yang lebih baik lagi di hari hari selanjutnya...amin..



==============================
==============================
==============================

Read More..

Rabu, 05 Agustus 2009

fountain show @ grand indonesia...

...sekarang gw mau ngasi tau tempat yg bagus untuk dikunjungi...yaitu GRAND INDONESIA MALL...ckckck..pas liburan kemaren,gw iseng2 sama kakak2 gw untuk ngeluaingin waktu disana..eh,ternyata tempat nya itu enak bgt ...coz selain tmpat nya keren abiz,ada banyak pertunjukan yg menghibur kita...walau sebagian pasti udah pada kesini,tpi gw mau share aja buat yg laen,,coz gak nyesel kalo ketempat ini...

ada beberapa hal yg mau gw kasi tau kenapa tempat ini wajib dikunjungi kalo lagi dijakarta,,

01.disetiap lantai di mall ini,nuansanya beda beda...ada chinnese,itali,paris,amerika,pokoknya mewakili bgt lah...apalagi ada kereta boongan yg bisa buat foto2,jembatan,sampe tulisan inggris biar seolah2 kita ada diluar negeri..(cckckckkc NORAK ya.. =D )

02.food court nya cozy & lengkap bgt...apalagi harganya yg gak terlalu mahal amat, & tempat nya yg menurut gw keren..

03.yg terpenting dan yg utama...,disini ada air mancur setiap 1 jam sekali...gak cuma berubah warna,,tapi juga air mancurnya bergerak ngikutin postur dari lagu yg ditampilin..apalai pas ending dari air mancur ini ada balon2 + ada kertas2 yg biasa buat ngasih surprise itu..dan yg jelas itu semua GRATIS....

buat yg belum kesana,gak ada salahnya mengunjungi salah satu mall termewah di indonesia ini..

okay deh,,buat yg penasaran,nih gw tampilin foto2 nya...walaupun bukan gambar gw sih..(cma copas)..coz gw terkesima waktu ngeliatnya,jdnya gak sempet moto deh...wkwkwkwk(lebbay)
*oiya..buat yg masih penasaran juga,coba deh liat videonya di youtube..








Read More..

Sabtu, 25 Juli 2009

Ikon Lampung yang Belum Anda Coba




setelah menhabiskan waktu satu minggu berlibur dijakarta,aku dan keluarga kembali kekampung tepatnya di LAMPUNG dengan kendaraan mobil.melintasi selat sunda yg menghubungkan jawa-sumatra.setelah tiba di pelabuhan bakauheni,kami pun meneruskan perjalanan ke bandar lampung yg berjarak kira-kira 2 jam dari pelabuhan bakauheni.ketika baru beberapa menit perjalanan,kami pun terhenti ketika mampir ke pom bensin yg berjarak sekitar 3 km dari pelabuhan bakauheni.


ketika turun,,aku takjub dengan keindahan sebuah bangunan yg udah sering aku liat,tpi gak tau kenapa dari pom bensin itu ky nya jd keliatan mewah bgt..yaitu MENARA SIGER...



semua udah pada tau,kalo New York punya Patung Liberty, Paris memiliki Menara Eiffel, dan Kuala Lumpur populer dengan Twin Tower. Jakarta identik dengan Tugu Monas, Palembang membanggakan Jembatan Ampera. Nah, Lampung kini mempunyai ikon Menara Siger.

sejak dibangunnya Menara Siger, banyak sudah para pengguna jalan yang singgah untuk sekadar melepas lelah. Bahkan, ada yang datang dari luar daerah hanya untuk melihat Menara Siger, terutama hari Minggu.

bagi sahabat blogger yg ingin atau sedang di LAMPUNG,apa salahnya untuk menikmati sejenak pemandangan laut dari atas menara siger..atau sekedar beristirahat atau berfoto2 di ikon provinsi lampung ini


Read More..

Suara Dari Penjara


kali ini gw buka situs kickandy.com ,,trus gw baca2 & nyangkut disalah satu artikel yg menurut gw bagus . . .agak panjang sih,tpi coba baca deh,dijamin suka,,,ckckckck..bgini ceritanya..:


“Kalapasku, kaulah pahlawanku
Anggaplah aku sebagai anakmu
Bukan demi kuturuti perintahmu
Disini aku bersamamu
Tersenyumlah wahai kalapasku
Anggaplah aku sebagai anakmu
Mimpi yang ada di benakku
Di sini, di dalam istanamu
Andai aku punya pesawat luar angkasa
Rela kuberikan kepadamu
Lewat lagu ini kuucapkan terima kasih atas segala kebaikanmu”

Saya tersentak mendengar syair yang dinyanyikan anak2 itu dengan sepenuh hati. Usia mereka saya taksir sekitar 12-15 tahun. Sembari menyanyikan lagu berjudul “Pak Haru” itu, mereka memainkan gitar,bas,gendang,termasuk alat musik drum yang sederhana. Mereka adalah penghuni Lembaga Pemasyarakatan Anak-Anak Tangerang. “Lagu ini saya persembahkan untuk Pak Haru,” ujar Anjar yang menjadi penyanyi. Selama band anak-anak yang dibentuk dalam LP itu menyanyikan lagu yang khusus yg mereka ciptakan bagi Pak Haru, hati saya mengharu biru. Sementara Pak Haru, Kepala Lembaga Permasyarakatan anak-anak Tangerang itu hanya tersenyum kecil. Senyuman penuh kasih.

Ini kedua kalinya saya bertemu Pak Haru. Pertemuan pertama terjadi beberapa tahun lalu, ketika Kick Andy melakukan rekaman di LP tersebut bersama anak-anak penghuni LP. Topik yang kami angkat waktu itu, mengenai kehidupan anak-anak di penjara. Bagaimana anak-anak itu – dalam usianya yang masih belia – sudah harus berpisah dengan orang tua dan keluarganya.

Sejak pertemuan pertama, saya sudah terkesan pada Pak Haru. Sosoknya santun, ramah, dan rendah hati. Penampilannya juga bersahaja. Tetapi bukan itu saja, yang membuat saya selalu teringat padanya. Saya kagum melihat prinsip hidup Pak Haru dalam memandang kehidupan anak-anak penghuni LP.

Pada kedatangan pertama, saya segera merasakan kepemimpinan Pak Haru di LP tersebut. Suasana penjara sangat bersih. Saya juga sempat berkunjung ke perpustakaan LP, yang waktu itu baru saja dibuka. “Walau mereka terkungkung di balik tembok penjara, anak-anak ini tetap berhak atas ilmu & pengetahuan,” ujar Pak Haru.

Di bawah bimbingan Pak Haru & para sipir di LP itu, anak-anak yang ditahan di sana, aktif mengikuti berbagai lomba. Bahkan mereka mampu mengukir prestasi demi prestasi. Mulai dari juara lomba melukis, membuat maket, mengarang, lomba puisi, sampai kompetisi band. Pak Haru selalu mendorong anak-anak LP untuk mengikuti berbagai kompetisi. Walau untuk itu Pak Haru harus mengambil risiko yang cukup tinggi.

Waktu itu saya mengagumi keberanian Pak Haru memberi kepercayaan pada anak-anak tahanan untuk bermain band di luar penjara dalam berbagai kesempatan dengan pengawasan yang minim. Apakah tidak takut mereka akan lari dan tidak kembali ke penjara?

Pak Haru menggeleng, “Justru dengan diberi kepercayaan seperti itu, mereka tertantang untuk menjaganya. Kepercayaan itu mahal bagi mereka,” tutur Pak Haru. Dari tahun ke tahun, anak-anak yang berprestasi diberi keleluasaan mengikuti berbagai kompetisi di luar penjara. Faktanya, tak satupun anak-anak itu yang menyalahgunakan kepercayaan tersebut dengan melarikan diri.

Saya kagum pada Pak Haru. Saya bisa merasakan kecintaan anak-anak tahanan di LP tersebut kepada lelaki berperawakan kurus itu. Sebaliknya, saya juga bisa merasakan kecintaan Pak Haru pada anak-anak yang terkungkung di balik tembok penjara.

Ingatan pada Pak Haru mendorong saya baru-baru ini-- Melalui Kick Andy Foundation—menyumbang sejumlah buku ke perpustakaan LP. Melalui pengurus Kick Andy Foundation saya mendapat kabar Pak Haru dan anak-anak LP sangat menginginkan bisa menonton film “Laskar Pelangi” di LP sekaligus bertemu Andrea Hirata, penulis buku “Laskar Pelangi”.

Saya segera mengontak Andrea Hirata dan teman-teman di Penerbit Bentang yang menerbitkan buku sekaligus membuat film “Laskar Pelangi”. Gayung bersambut, Andrea dan teman-teman di Bentang menyambut dengan antusias.

Maka hari itu kami berkunjung ke LP untuk memutar film tentang perjuangan anak-anak miskin di Pulau Belitong itu. Betapa bahagianya hati ini manakala saya melihat wajah anak-anak di LP itu tampak gembira bisa bertemu dengan Andrea Hirata yang selama ini hanya mereka kenal lewat pemberitaan dan cerita dari mulut ke mulut.

Andrea Hirata sendiri terkejut dan geleng-geleng kepala ketika band anak-anak di penjara itu dengan fasih dan atraktif menyanyikan lagu “lascar Pelangi” yang menjadi sound track film tersebut.

Pada kesempatan itu, Pak Haru menceritakan kegalauannya pada peristiwa penangkapan anak-anak tukang semir sepatu di Bandara Soekarno-Hatta. “Mereka baru berusia sekitar 12 tahun,” ujar Pak Haru masgul.” Tapi mereka sekarang harus meringkuk di dalam sel.”

Pak Haru lalu mengungkapkan pertentangan bathin yang kerap dirasakan dalam berbagai kasus yang melibatkan anak-anak di bawah umur. “Hukum kita memang harus ditegakkan. Tetapi jika sampai menyangkut anak-anak dibawah umur, hati saya sering berontak,” ujarnya.

Dalam kasus anak-anak yang ditangkap di bandara, dengan tuduhan berjudi, Pak Haru dengan jujur menyatakan pandangannya yang berbeda dengan petugas yang menangkap anak-anak itu. “Mereka hanya mengisi waktu sambil main-main. Memang ada permainan uang. Tapi, uang taruhannya kecil. Apalagi mereka sebenarnya bersaudara. Harusnya cukup orangtua mereka dipanggil, diberi nasihat, tapi tidak perlu sampai harus masuk penjara,” Pak Haru menegaskan. “Penjara, sebaik apapun, akan memberi pengaruh buruk bagi mereka.”

Saya bisa merasakan dilemma yang dihadapi Pak Haru. Termasuk ketika dengan nada galau lelaki berkumis tebal itu menunjuk tahanan paling muda di LP tersebut, yang berusia di bawah 12 tahun, yang hari itu sedang memperlihatkan keterampilannya bermain drum. “Sejak kecil dia tersesat ikut menggelandang di Pasar Anyer. Belum genap berusia 12 tahun, sudah harus menjadi penghuni LP,” kata Pak Haru. Padahal, menurut Pak Haru, anak tersebut hanya menjadi korban karena disuruh oleh orang dewasa.

Pada suatu hari, di bawah ancaman, anak tersebut disuruh mengambil motor dari halaman sebuah rumah. Pada saat sedang mendorong motor tesebut, tubuhnya yang kecil tidak kuat menyanggah sepeda motor tersebut. Sepeda motor terbalik dan menindih sang anak. Setelah ditangkap dan diproses, anak tersebut dikirim ke LP Anak Tangerang. “Tempat dia seharusnya bukan di sini,” ujar Pak Haru dengan wajah sedih.

Saya beruntung mengenal Pak Haru. Saya beruntung bisa melihat kehidupan lain di dalam penjara. Kehidupan lain di dalam penjara. Kehidupan anak-anak yang terpisah dari ibunya. Anak-anak yang seharusnya masih membutuhkan kasih saying dan bimbingan orangtua. Anak-anak yang oleh keadaan harus menghadapi masa depan yang penuh tanda Tanya.

Dengan mengenal Pak Haru dan melihat kehidupan di dalam penjara anak-anak itu. Saya bisa lebih berempati terhadap anak-anak itu. Dengan melihat kehidupan di dalam penjara, saya lebih menghargai kebebasan.

Secinta-cintanya mereka pada Pak Haru, mereka tentu akan lebih berbahagia jika berada di luar tembok penjara. Berada di antara orangtua dan keluarga. Bukan terpisah oleh tembok penjara. Belum lagi stigma yang harus mereka pikul seumur hidup sebagai “bekas tahanan”.

Dengan melihat kehidupan anak-anak ini di dalam penjara, setidaknya saya bisa membuka mata hati saya. Bahwa mereka hanya korban keadaan. Bukan keinginan mereka untuk dilahirkan dalam situasi yang menghantarkan mereka di dalam penjara.

Saya percaya kata-kata Andrea Hirata kepada anak-anak di penjara itu, bahwa dalam kehidupan, jika kita salah dalam melangkah, masih ada “kesempatan kedua”. Karena itu, mereka berhak untuk mendapatkan kesempatan kedua itu. Pertanyaannya : adakah kita memberi mereka kesempatan kedua?




Read More..